Analisa
Perancangan Multimedia Interaktif
Dalam
mengembangkan multimedia interaktif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya
:
- Mendefinisikan kebutuhan; analisis sistem mendefinisikan masalah kebutuhan pemakai dan menentukan bahwa pemecahannya memerlukan multimedia
- Studi kelayakan; suatu studi yang digunakan untuk menentukan kemungkinan apakan pengembangan proyek sistem multimedia layak diteruskan atau tidak.
- Analisis kebutuhan sistem; apakah sistem yang sudah ada sudah memenuhi kebutuhan minimal.
- Merancang konsep; analisis sistem dan pemakai mungkin bekerjasama denganprofesional komunikasi seperti produser, sutradara dan teknisi video, terlibat dengan rancangan konsep yang menentukan keseluruhan pesan dan memeriksa urutan utama.
- Merancang isi; pengembangan terlihat dalam rancangan isi dengan menyiapkan spesifikasi aplikasi yang rinci. pada tahap inilah media dipilih.
- Menulis naskah; dialog atau semua elemen terinci dari urutan yang ditentukan.
- Merancang grafik; grafik yang dipilih mendukung media. Latar belakang dan perlengkapan yang perlu digunakan dalam merancang media.
- Memproduksi sistem; Pengembangan sistem produksi berbagai bagian dan menyatukannya dengan sistem.
- Melakukan tes pemakai; Analisis sistem mendidik pemakai dalam menggunakan sistem dan memberikan kesempatan bagi pemakai untuk akrab dengan semua fitur.
- Menggunakan sistem; Pemakai mengunakan sistem.
- Memelihara sistem; seperti sistem berbasis komputer lain, sistem multimedia harus dipelihara perbedaan utamanya adalah pemakai tidak dapat diharapkan untuk melakukan pemeliharaan, memelihara sistem merupakan tugas dari spesialis dan profesional
Tahapan
–tahap dalam perancangan dalam sistem multimedia:
- Merancang konsep; perancangna konsep diperlukan sebagai dasar pemikiran dan kreatifitas yang sesuai dengan tujuan dibuatnya aplikasi multimedia interaktif tersebut.
- Merancang isi; aplikasi yang dibuat akan diisi dengan beberapa elemen, antara lain gambar, suara, teks, animasi dan video.
- Merancang struktur aplikasi; diperlukan sebagai penjelas alur program dan komponen yang dirancang aplikasi dan harus sesuai. seperti halnya dalam membuat diagram alir (flow chart) dan story board.
- Perancangan Naskah; Perancangan naskah menjelaskan isi dari teks,kata atau kalimat yang terdapatpada aplikasi.
- Perancangan Grafik; bentuk kegiatan yang meliputi pemilihan grafik yangmendukung dialog dan latar belakang fasilitas aplikasi multimedia yang akan digunakan.
- Pada tahap implementasi, ada beberapa tahap yang dikerjakan dalam membangun aplikasi multimedia interaktif, diantaranya adalah produksi sistem (aplikasi), membuat pembelajaran interaktif, pengetesan sistem (Black box testing) serta memelihara sistem.
Storyboard merupakan sebuah dokumen yang penting dalam produksi multimedia interaktif. Storyboard memuat instruksi untuk pemrograman, script audio, dan deskripsi detail element-elemen visual seperti teks, video, gambar dan animasi. Sebelum membuat Storyboard, disarankan untuk membuat cakupan storyboard terlebih dahulu dalam bentuk rincian naskah yang kemudian akan dituangkan detail grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema. Untuk mempermudah membuat proyek, maka harus dibuat sebuah rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline dijabarkan dengan membuat point- point pekerjaan yang berfungsi membantu untuk mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun.
Terdapat beberapa ketentuan umum dalam pembuatan storyboard multimedia interaktif:
- Bentuk-bentuk gambar yang disiapkan disertai dengan penjelasan- penjelasan atau narasi.
- Penulisan storyboard ini sebaiknya diisi unsur visual terlebih dahulu.
- Narasi biasanya disusun kemudian untuk melengkapi hal-hal yang sulit diungkapkan dalam bentuk visual.
- Bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan bukan bahasa tulisan(terutama yang harus dibacakan oleh narrator).
- Struktur kalimat sederhana, hindari kalimat-kalimat yang panjang dan berbelit.
- Simbol dalam bentuk yang sederhana, jelas maknanya serta sudah diketahui oleh siswa.
- Gambar dalam bentuk yang menarik, warna kontras (kecuali untuk background) komposisi yang tepat dan sederhana, mudah dibaca dan dipahami.
Terdapat beberapa format yang biasa digunakan dalam membuat storyboard multimedia interaktif, yaitu format kartu, double coloum dan landscape.
Storyboard format double coloumn tekstual |
Penggunaan storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya. Format apapun yang dipilih untuk storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
- Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
- Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu.
- Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar.
- Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks.
- Narasi jika ada.
- Animasi jika ada.
- Video, jika ada.
- Audio, jika ada.
- Interaksi dengan pengguna, jika ada.
- Hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi.
Storyboard dibuat oleh desainer instruksional dengan memperhatikan masukan dari anggota pengembang produk yang lain misal videographer, animator, programmer. Storyboard menjadi dokumen utama desain yang menjadi acuan bagi seluruh anggota tim dalam membuat produk multimedia interaktif.
Berikut adalah contoh pembuatan storyboard dengan menggunakan format double coloumn visual
contoh storyboard media interaktif berbasis aplikasi |
Sebagai bentuk raw material, pemilihan bentuk storyboard lebih di tujukan pada bagaimana menampilkan bentuk yang paling mudah dipahami oleh animator atau bagian produksi. Berbeda dengan media interaktif berbasis aplikasi, media interaktif berbasis halaman web dirancang melalui sebuah flowchart (diagram alir).
flowchart multimedia interaktif berbasis web |
untuk contoh pembuatan storyboard dapat dilihat dari video berikut :